Rabu, 05 Mei 2010

Nilai Sebuah Titik

"Sebuah garis terdiri dari kumpulan titik" (Albert Einstein)

Seorang jenius fisika dan matematika, Albert Einstein, pernah menyatakan pendapat diatas. Sekilas pintas tidak ada yang istimewa dari pernyataan tersebut. Garis hanyalah garis, titik hanyalah titik. Jelas-jelas dua hal yang berbeda. Namun selain sebagai seorang scientist, Albert Einstein ternyata menyimpan bakat filosofis yang tinggi. Bukan hanya berkutat pada rumus-rumus dan simbol-simbol matematis.

Titik mungkin terlihat remeh temeh. Terlihat ringkih, tak berdaya. Mungkin hanya berfungsi sebagai penanda akhir kalimat atau angka nominal. Namun, tidak bagi Albert Einstein. Menurutnya titik tidak hanya jadi pelengkap, lebih dari itu. Tanpa sebuah titik tidak akan menjadi sebuah garis. Cobalah letakkan dibawah mikroskop, dalam skala mikro (atau nano).

Dengan sebuah garis, bisa terbentuk bermacam-macam pola design bagi seorang perancang. Dengan sebuah goresan garis seni, bisa menjadi sebuah mahakarya lukisan bagi seorang maestro. Dengan sebuah tarikan garis, bisa menjadi blue print struktur bangunan megah nan artistik bagi seorang arsitek.

Semuanya berawal dari sesuatu yang sepele, nyaris terabaikan. Dari sesuatu yang terlihat kecil, nyaris tak dilirik. Dengan cara pandang yang sama, ternyata begitu pula yang terjadi pada kehidupan. Ada sesuatu yang berharga, tapi tidak dihargai. Ada sesuatu yang potensial, tapi tidak perlakukan dengan penuh potensi.

Nilai filosofis yang dapat kita petik yaitu, ternyata sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil. Sebuah masterpiece yang sangat bernilai, ternyata berasal dari sebuah hal yang sepele. Jangan mengira sesuatu yang besar, hebat, indah, muncul secara tiba-tiba. Tanpa pembentuk atau pendukung, yang besar, hebat, dan indah, tidak pernah ada.

Peran yang kecil tidak dapat dipandang sebelah mata. Semuanya saling terkait membentuk sistem atau hasil yang lebih baik. Mengabaikan yang kecil, sama saja mengakui diri sendiri tapi tidak mengakui orang tua sendiri. Mengingkari hakekatnya, durhaka.

Mohon maaf bila ada kesalahan, mohon koreksi bila ada kekeliruan.


TH 020510

Tidak ada komentar:

Posting Komentar