Sabtu, 18 Juli 2009

Pojok Nurani

Kebencian

Dada seakan tersedak,
Kebencian masih meledak,
Tragedi datang mendadak,
Bom kembali meledak,



Dendam

Memandang kejauhan dari geladak,
Hanya terlihat kumpulan badak,
Kala diri menjadi budak,
Memanggul dendam diatas pundak,



Pelaku

Berita kian membeludak,
Lokasi sedang disidak,
Teroris kian merebak,
Pelaku harus ditindak,



Turut berduka cita atas tragedi yang mengorbankan kemanusiaan demi kebencian, amarah, dendam, dan bentuk lainnya yang salah alamat....


MAY ALL BEING PEACEFUL AND HAPPY!

By : Tedy Ho

Senin, 13 Juli 2009

Changing Yourself

One of the substance as a human life is to become being social. We can't live alone without other people. Every day, every time, and every moment, always interact with community in our environment around. Of course, we want live in community suitable with our expectations. If we are in a good community, certainly not a problem. But, what if our community is poorly? Can we change it?

And, in the narrow perspective, in a personal relationship, for example relationship between the boss and employee, relationship between the parent and son, etc. Sometimes, relationship running well. Other times, relationship become into poor condition. We thought that was doing well to other people. So, what should we do?

I think, we can't change our community or other people into suitable with our expectations. Firstly, we must change ourselves. One good apple can't change all of the bad apple in the basket. It's almost impossible to change bad communities, and most of the time, a good person will become a bad person easily in a bad communities. The key to resolve this dilemma is take control ourselves, our mind. Because I'm a buddhist, so I look in buddhis perspectives. Buddha's teachings emphasized on self-introspection.

"Hopefully, I tolerate to face something that can't be changed,"
"Hopefully, I strong to face something that can be changed",
"Hopefully, I wise to differentiate, what kind of things can be changed with can't be changed"
(Handaka Vijjananda)


MAY ALL BEING PEACEFUL AND HAPPY!

By : Tedy Ho

Kamis, 09 Juli 2009

Kumpulan Syair Politika 2

Kecewa

Siang bolong disambar guntur,
Kecewa hitungan yang melentur,
Akal ini kian hancur,
Mengucapkan kata yang melantur,



Ambisi

Kalau sakit makanlah bubur,
Lebih nikmat dengan ubur-ubur,
Kalau sakit perlu dihibur,
Ambisi harus terkubur,



Jawara

Sang jawara memetik anggur,
Oposisi dipukul mundur,
Sang jawara jangan tertidur,
Rakyat banyak yang menganggur,



Pemimpin

Hidup kadang perlu mujur,
Emas murni takkan luntur,
Jadi pemimpin haruslah jujur,
Yang nakal harus ditegur,



PERINGATAN !!!
Bahan baku terdiri dari inspirasi, imajinasi, dan ekspresi. Atau yang disingkat INEKS.


MAY ALL BEING PEACEFUL AND HAPPY!
By : Tedy Ho

Selasa, 07 Juli 2009

Kumpulan Syair Politika

Contreng

Esok pagi mentari terbit di ufuk timur,
Menyinari pakaian yang dijemur,
Esok pagi contreng jangan ngawur,
Semoga Indonesia kian makmur,



Janjimu

Paling enak sarapan semur,
Habis itu mandi di sumur,
Hati-hati nanti tersungkur,
Banyak janji yang menjamur,



Indonesiaku

Bangun pagi doa bersyukur,
Jangan lupa mulut dikumur,
Habis contreng harus akur,
Indonesia semakin subur,



May All Being Peaceful and happy!
By : Tedy Ho

Sabtu, 04 Juli 2009

Penyebab Lenyapnya Kebahagiaan

Segala yang terbentuk adalah tidak kekal,
Bersifat timbul dan tenggelam,
Setelah timbul akan hancur dan lenyap,
Bahagia timbul setelah gelisah lenyap,

Semua makhluk hidup pada hakekatnya memiliki tujuan mencapai kebahagiaan. Dalam mencari kebahagiaan yg didambakannya, setiap makhluk memiliki caranya masing-masing untuk meraih kebahagiaan. Ada yang dari siang hingga sore, bahkan sampai larut malam, bekerja mencari nafkah demi kebahagiaan diri dan keluarganya kelak. Ada juga yang pergi berlibur tamasya, untuk mengendurkan urat syaraf yang tegang setelah sekian lama jenuh dengan rutinitas harian, dengan harapan memperoleh kebahagiaan (walaupun sejenak). Ada lagi yang meninggalkan kehidupan duniawi lalu menempuh jalur kehidupan rohani dan spiritual dalam usaha menggapai kebahagiaan. Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang terjerumus ke pemakaian narkoba atau seks bebas, dengan alasan demi mencari kebahagiaan yang didambakan.

Semua usaha yang bermacam-macam bentuknya diatas, pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebahagiaan. Namun dengan cara dan metode yang berbeda-beda dalam meraihnya. Pada umumnya, kebanyakan dari kita mengetahui cara untuk meraih dan menggapai kebahagiaan. Kira-kira rumusannya begini, andaikata kita memiliki keinginan dan keinginan kita terpenuhi maka kebahagiaan timbul. Sebaliknya jika keinginan kita tidak terpenuhi maka kebahagiaan lenyap. Jadi penyebab lenyapnya kebahagiaan salah satunya adalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak mendapatkan gaji yang maksimal kita kecewa, tidak mendapatkan kekasih idaman kita kecewa, tidak mendapatkan harapan yang sesuai kita kecewa, dan lain-lain.

Namun ada lagi salah satu penyebab lenyapnya kebahagiaan yang sulit dilihat dan disadari kebanyakan dari kita, yaitu tidak menginginkan apa yang didapatkan. Yup, inilah biang keladi dari segala macam kegelisahan, kekecewaan, dan kesedihan kita kebanyakan. Mendapat jasmani kurang sempurna kita tidak ingin, lalu kecewa. Mendapat pasangan yang menyebalkan kita tidak ingin, lalu kecewa. Mendapat rejeki yang pas-pasan kita tidak ingin, lalu kecewa. Jadi apapun yang kita dapatkan namun tidak menginginkannya, maka yang timbul adalah kekecewaan. Saya akui penyebab yang kedua ini paling halus, sehingga banyak orang yang terjerembab didalamnya.

Jangan biarkan diri kita larut ke dalam kedua hal tersebut. Terus menerus disadari dan dikenali jika mereka suatu saat tiba-tiba datang. Solusi yang paling tepat bila suatu saat kita bertemu dengan kedua sebab tersebut adalah kepuasan diri atau kecukupan hati. Yup, dengan berpuas diri kita akan lebih ikhlas menerima apapun yang datang menghampiri. Terimalah dirimu apa adanya, terimalah teman dan pasanganmu apa adanya, terimalah apapun yang datang kepadamu. Bagaikan dua sisi uang logam, sisi kebahagiaan dan sisi kekecewaan berada pada media yang sama. Jadi supaya kebahagiaan muncul, kegelisahan harus lenyap. Sesuai dengan syair yang tertulis diawal, "Bahagia timbul setelah gelisah lenyap".

Kesimpulannya, sadari dan kenali penyebab lenyapnya kebahagiaan. Setelah penyebabnya dapat disadari dan kenali, maka kembangkan sikap mental berpuas diri. Tidak mudah memang, untuk itu kita harus senantiasa mencoba dan berlatih. Jika menyerah begitu saja, mau sampai kapan kita akan mencari-cari kebahagiaan diluar diri kita. Kebahagiaan sejati letaknya tidak jauh-jauh. Kebahagiaan sejati bukan berada di Disneyland, kebahagiaan sejati bukan berada di tempat ibadah, kebahagiaan sejati bukan berada di brankas uang, kebahagiaan sejati bukan berada di show room mobil. Kebahagiaan sejati letaknya didalam diri kita masing-masing.

Demikianlah sedikit sharing dari saya. Mohon maaf bila kurang berkenan dihati dan ada kekeliruan. Sharing ini semata-mata pendapat pribadi, dan tidak bermaksud untuk menggurui atau mengajari. Saya juga masih dalam tahap belajar dan berlatih, demi tercapainya kebahagiaan sejati. Semoga semua makhluk telah tiba saatnya untuk merealisasi pencapaian tertinggi. Semoga....



May All Being Peaceful and Happy!



By : Tedy Ho